BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami hanya
semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami
perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya.di
tinjau dari segi ekonomi, perkembangan ekonomi dunia yang berlaku semenjak
lebih dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakan
· Kemakmuran atau taraf hidup masyarakat
makin meningkat.
· Dapat menciptakan
kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya.
Isu mengenai pertumbuhan ekonomi yang selalu diperhatikan dalam
analisis makro ekonomi adalah masalah kelesuan pertumbuhan ekonomi dari waktu
ke waktu. Dalam membicarakan mengenai pertumbuhan ekonomi dua hal penting perlu
di perhatikan, yaitu :
· Faktor faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi suatu negara
· Teori teori yang menerangkan penting
menetukan pertumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti yang telah di uraikan pada latar belakang, maka penulis
mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
Ø Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi
Ø Teori perumbuhan Ekonomi
Ø Hambatan pembangunan di negara berkembang
Ø Peranan pemerintah dalam Pemangunan
Ø Grafik Pertumbuhan Indonesia
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah yang berjudul “pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi” adalah :
Ø Mengetahui faktor pertumbuhan ekonomi
Ø Mengetahui teori-teori pertumbuhan ekonomi
Ø Mengetahui hambatan pembangunan di negara berkembang
Ø Mengetahui peranan pemerintah dalam pembangunan
Ø Mengetahui grafik pertumbuhan indonesia
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
2.1 FAKTOR--FAKTOR PERTUMBUHAN
EKONOMI
1)
Faktor akumulasi modal
2)
Faktor pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja
3)
Faktor kemajuan teknologi
4)
Faktor sumber daya manusia
5)
Faktor sumber daya alam
6)
Faktor budaya
1. AKUMULASI MODAL
Ø
Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung
dan diinvestasikan dengan tujuan memperbesar dan pendapatan di kemudian hari
Ø
Demikian pula investasi dalam sumberdaya manusia dapat meningkatkan
kualitasnya dan dengan demikian akan menghasilkan efek yang sama terhadap
produksi, bahkan akan lebih besar lagi bertambahnya jumlah manusia
Ø
Pendidikan formal dan informal akan dapat ditingkatkan Pendidikan
formal dan informal akan dapat ditingkatkan lebih efektif lagi supaya dapat
menghasilkan tenaga terdidik yang dapat mempebesar produktivitas
2.
PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
v
Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja merupakan faktor positif
dalam merangsang pertumbuhan ekonomi
v
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga
produktif, sedangkan pertambahan penduduk yang lebih besar akan menambah
luasnya pasar domestik
3.
KEMAJUAN
TEKNOLOGI.
Kemajuan teknologi bagi para ahli ekonomi merupakan sumber
pertumbuhan ekonomi yang lebih penting
Kemajuan teknologi dapat meningkatkan nilai tambah yang tinggi
Kemajuan teknologi berarti ditemukannya cara berproduksi atau
perbaikan produksi[1]
4.
FAKTOR SUMBER
DAYA MANUSIA
Sama
halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
5.
FAKTOR SUMBER
DAYA ALAM
Sebagian
besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan
proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
6.
FAKTOR BUDAYA
Faktor
budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur,
ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.[2]
2.2 TEORI
PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli - Setelah dalam postingan atau artikel
terdahulu kita telah membahas tentang Menuju Sistem Ekonomi Islam, Sistem
Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat, serta artikel tentang Islam dan Ekonomi,
untuk kesempatan kali ini ijinkanmbegedut membahas tentang Teori Pertumbuhan
Ekonomi. Secara umum Teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli dapat dibagi
menjadi 2, yaitu: Teori pertumbuhan ekonomi historis dan teori pertumbuhan
ekonomi klasik dan neoklasik.
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Aliran historis
berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap pandangan kaum
klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat dengan
revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis antara lain,
Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow.
Teori
pertumbuhan ekonomi Frederich list (1789 - 1846), Tahap-tahap pertumbuhan
ekonomi menurut frederich list adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan
sebutan Stuffen theorien (teori tangga).
Adapun
tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah sebagai
berikut :
ÿ Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi
kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sendiri
ÿ Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai
berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam
ÿ Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup
menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar
usaha sampingan.
ÿ Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan
bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke
pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri
besar.
Teori pertumbuhan ekonomi Karl Bucher (1847 - 1930), Tahap
Perekonomian menurut Karu Bucher dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
Ø Rumah
tangga tertutup
Ø Rumah
tangga kota
Ø Rumah
tangga bangsa
Ø Rumah
tangga dunia
Ø Teori
pertumbuhan ekonomi Bruno Hildebrand
Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari
perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu:
v masa
tukar-menukar secara barter
v masa
tukar-menukar dengan uang
v masa
tukar-menukar dengan kredit
Teori
pertumbuhan ekonomi Werner sombart (1863 - 1947), Prakapitalisme
(Varkapitalisme)
ü Zaman
kapitalis madya (buruh kapitalisme)
ü Zaman
kapitalai Raya (Hachkapitalismus)
ü Zaman
kapitalis akhir (spetkapitalismus)
Teori
pertumbuhan ekonomi Walt Whitmen Rostow (1916 - 1979), Masyakart tradisional
(Teh Traditional Society)
Persyaratan
untuk lepas landas (Precondition for take off)
Lepas
landas (cake off)
Perekonomian
yang matang / dewasa (Matarty of economic)
Masa
ekonomi konsumsi tinggi (high mass consumption)
2.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
Teori
pertumbuhan ekonomi klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang
digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan
alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan ekonomi klasik yang baru
diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara
pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori
penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat
kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan
per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan
yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi
marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan
pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
Teori
pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith
“An
Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”, teorinya yang
dibuat dengan teori the invisible hands (Teori tangan-tangan gaib)
Teori
Pertumbuhan ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan :
a.
Pertumbuhan penduduk
b.
Pertumbuhan output total
Pertumbuhan
output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini.
a.
sumber-sumber alam
b.
tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
c.
jumlah persediaan
Teori
pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin
besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah
tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil
produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan seterusnya).
Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat ,
delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan
berada pada taraf subisten atau kemandegan.
Teori
pertumbuhan ekonomi Neoklasik
Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang yang
berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh
Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan
faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan
persamaan:
AY =
f (AK,AL,AT)
Dimana
:
·
AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
·
AK adalah tingkat pertumbuhan modal
·
AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk
·
At adalah tingkat pertumbuhan teknologi
Analisis solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk
persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk
menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan
ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang
paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan
kepakaran tenaga kerja.
Teori
pertumbuhan ekonomi Robert Sollow
Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih
nobel di bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan
perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan terjadi atas hasil kerja dua
faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.
Teori
pertumbuhan ekonomi Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbhan ekonomi menurut
Harrod dan domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC)
dan produktivitas tenaga kerja.
Teori
pertumbuhan ekonomi Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan
oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi
produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada
pertumbuhan ekonomi.[3]
2.3.
HAMBATAN PEMBANGUNAN DI NEGARA BERKEMBANG
MASALAH
DAN HAMBATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Identifikasi masalah - masalah pembangunan dimaksudkan untuk
mempercepat upaya pembangunan di negara-negara berkembang. Masalah-masalah yang
teridentifikasi adalah faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi, ketimpangan
distribusi pendapatan, kemiskinan, pengangguran, keterbelakangan dan beban
ketergantungan.
1.
KEMISKINAN
Untuk memahami lebih jauh persoalan kemiskinan ada baiknya
memunculkan beberapa kosakata standar dalam kajian kemiskinan (Friedmann, 1992:
89) sebagai berikut :
a. Powerty
line (garis kemiskinan). Yaitu tingkat konsumsi rumah tangga minimum yang dapat
diterima secara sosial.
b.
Absolute and relative poverty (kemiskinan absolut dan relatif). Yaitu
kemiskinan yang jatuh dibawah standar konsumsi minimum dan karenanya tergantung
pada kebaikan. Sedangkan relatif adalah kemiskinan yang eksis di atas garis
kemiskinan absolut yang sering dianggap sebagai kesenjangan antara kelompok
miskin dan kelompok non miskin berdasarkan income relatif.
c.
Deserving poor adalah kaum miskin yang mau peduli dengan harapan orang-orang
non-miskin, bersih, bertanggungjawab, mau menerima pekerjaan apa saja demi
memperoleh upah yang ditawarkan.
d.
Target population, populasi sasaran adalah kelompok orang tertentu yang
dijadikan sebagai objek dan kebijakan serta program pemerintah. Mereka dapat
berupa rumah tangga yang dikepalai perempuan, anak-anak, buruh tani yang tak
punya lahan, petani tradisional kecil, korban perang dan wabah, serta penghuni
kampung kumuh perkotaan.
Faktor
Penyebab Kemiskinan
Secara
sosio ekonomis, terdapat dua bentuk kemiskinan, yaitu :
1.
Kemiskinan absolut adalah suatu kemiskinan di mana orang-orang miskin memiliki
tingkat pendapatan dibawah garis kemiskinan, atau jumlah pendapatannya tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, kebutuhan hidup minimum antara
lain diukur dengan kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan
pendidikan, kalori, GNP per kapita, pengeluaran konsumsi dan lain-lain.
2.
Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan
antara suatu tingkat pendapatan dengan tingkat pendapatan lainnya. Contohnya,
seseorang yang tergolong kaya (mampu) pada masyarakat desa tertentu bisa jadi
yang termiskin pada masyarakat desa yang lain.
Di
samping itu terdapat juga bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus menjadi
faktor penyebab kemiskinan (asal mula kemiskinan). Ia terdiri dari:
3.
Kemiskinan natural adalah keadaan miskin karena dari awalnya memang miskin.
Kelompok masyarakat tersebut menjadi miskin karena tidak memiliki sumberdaya
yang memadai baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun sumberdaya
pembangunan, atau kalaupun mereka ikut serta dalam pembangunan, mereka hanya
mendapat imbalan pendapatan yang rendah. Menurut Baswir (1997: 21) kemiskinan
natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah seperti
karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena bencana alam.
4.
Kemiskinan kuktural mengacu pada sikap hidup seseorang atau kelompok masyarakat
yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan budaya di mana mereka
merasa hidup berkecukupan dan tidak merasa kekurangan. Kelompok masyarakat
seperti ini tidak mudah untuk diajak berpartisipasi dalam pembangunan, tidak
mau berusaha untuk memperbaiki dan merubah tingkat kehidupannya. Akibatnya
tingkat pendapatan mereka rendah menurut ukuran yang dipakai secara umum.
5.
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor
buatan manusia seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset
produksi yang tidak merata, korupsi dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang
cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu. Selanjutnya Sumodiningrat
(1998: 27) mengatakan bahwa munculnya kemiskinan struktural disebabkan karena
berupaya menanggulangi kemiskinan natural, yaitu dengan direncanakan
bermacam-macam program dan kebijakan.
2.
PENGANGGURAN
Ketenagakerjaan di Indonesia merupakan masalah klasik. Di satu sisi
kelebihan angkatan kerja dan di sisi lain kesulitan mencari tenaga kerja yang
trampil dan produktif. Pengangguran menjadi beban tenaga kerja produktif. Bila
tingkat ketergantungan semakin besar akan berdampak persoalan sosial, politik,
dan meningkatnya kriminalitas. Tingkat produksi menurun, pertumbuhan ekonomi
melambat dan tingkat kesejahteraan masyarakat turun.
A.
Jenis-jenis Pengangguran
Jenis
Pengangguran Berdasarkan kepada sumber / penyebab yang mewujudkan pengangguran
tersebut, yaitu terdiri dari:
a.
Pengangguran normal atau friksional
b.
Pengangguran siklikal
c.
Pengangguran struktural
d.
Pengangguran teknologi
Berdasarkan
kepada ciri pengangguran yang wujud, yaitu terdiri dari:
1.
Pengangguran terbuka
2.
Pengangguran tersembunyi
3.
Pengangguran musiman
4.
Setengah menganggur
B.
Dampak Pengangguran.
1.
Bagi perekonomian
a. Masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat kesejahteraan yang
mungkin dicapainya.
b. Pendapatan pajak pemerintah berkurang.
c. Menghambat pertumbuhan ekonomi.
2.
Terhadap Individu dan Masyarakat
a. Kehilangan mata pencaharian dan pendapatan
b. Kehilangan atau berkurangnya keterampilan
c. Menimbulkan ketidak-stabilan sosial dan politik
3.
INFLASI
Inflasi (inflation) adalah suatu gejala dimana tingkat harga
mengalami kenaikan terus menerus. Berdasarkan definisi tersebut, kenaikan harga
umum yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi.
A.
Sebab-sebab timbulnya inflasi:
1.
Pandangan Keynes
a.
Jumlah uang beredar (Ms) hanyalah salah satu faktor penentu tingkat harga.
b.
Dalam jangka pendek Agregate Demand (C, I, G) dan pajak (T) juga mempengaruhi
inflasi.
2.
Pandangan Aliran Ekspektasi Rasional dan Ekonomi sisi Penawaran
a.
Ratex percaya bahwa inflasi merupakan fenomena moneter dan Jumlah Uang Beredar
merupakan kunci untuk mencapai stabilitas harga.
b.
Ekonomi sisi penawaran; inflasi sebagai fenomena moneter, pembatasan moneter
untuk mengurangi inflasi, juga penurunan tarif pajak sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan laju pertumbuhan penawaran agregat sehingga tingkat inflasi
dapat dikurangi.
3.
Pandangan Kaum Strukturalis
a.
Disebabkan adanya kendala atau kekakuan struktural :
b.
Kendala penawaran bahan pangan yang bersifat inelastis.
c.
Kendala devisa.
d.
Kendala fiskal.
e.
Inflasi merupakan suatu yang inherent di dalam proses pembangunan ekonomi itu
sendiri.
B.
Jenis Inflasi
1.
Inflasi tarikan permintaan (demand-pullinflation)/inflasi sisi permintaan
(demand-side inflation)/inflasi karena guncangan permintaan
(demand-shockinflation). Yaitu inflasi yang disebabkan sebagai akibat dari
adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan
dengan penawaran atau produksi agregat.
2.
Inflasi dorongan biaya (Cost-pushinflation)/inflasi sisi penawaran (supplyside
inflation)/inflasi karena guncangan penawaran (supply-shock inflation). Yaitu
a.
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang
pesat dibandingankan dengan produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan
perusahaan mengurangi supply barang dan jasa mereka ke pasar.
b.
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi terhadap penawaran
dari satu atau lebih sumberdaya.
c.
Inflasi yang terjadi apabila harga dari satu atu lebih sumberdaya mengalami
kenaikan atau dinaikkan.
3.
Inflasi struktural (structural inflation). Yaitu inflasi yang terjadi sebagai
akibat dari adanya berbagai kendala atau kekauan strural yang menyebabkan
penawaran didalam perekonomian menjadi kurang atau tidak responsif terhadap
permintaan yang meningkat
Jenis-jenis
Inflasi dilihat dari tingkat keparahannya yaitu
1.
Inflasi sedang (moderate inflation) yaitu inflasi yang ditandai dengan
harga-harga yang meningkat lambat, dan tidak terlalu menimbulkan distorsi pada
pendapatan dan harga relatif;
2.
Inflasi ganas (galloping inflation) yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau
tiga digit.
3.
Hiperinflasi (hyperinflation) adalah tingkat inflasi yang sangat parah, bisa
mencapai ribuan bahkan milyar persen per tahun, merupakan jenis inflasi yang
mematikan.
C.
Dampak Inflasi
Efek
redistribusi dari inflasi adalah:
a.
Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang yang berpendapatan tetap,
b.
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang,
c.
Memperburuk pembagian kekayaan,
d.
Penurunan dalam efisiensi ekonomi,
e.
Perubahan-perubahan di dalam output dan kesempatan kerja,
f.
Menciptakan lingkungan yang tidak stabil,
g.
Inflasi cenderung memperendah tingkat bunga riil, menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan di pasar modal,
h.
Hal ini akan menyebabkan penawaran dana untuk investasi menurun, dan sebagai
akibatnya, investasi sektor swasta teretekan sampai ke bawah tingkat keseimbangannya,
yang disebabkan oleh terbatasnya penawaran dana yang dapat dipinjamkan
i.
Selama inflasi menuntun ke arah tingkat bunga riil yang rendah dan
ketidakseimbangan pasar modal, maka inflasi tersebut akan menurunkan investasi
dan pertumbuhan.
Pengalaman
menunjukkan inflasi yang tidak stabil mengakibatkan masyarakat kesulitan dlm
berkonsumsi, berinvestasi, dan berproduksi. Akibat selanjutnya ‘menurunkan
pertumbuhan ekonomi’. Jika tingkat inflasi dalam negeri lebih tinggi dari
negara lain, dampaknya:
Tingkat
suku bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif dan memberikan tekanan pada
nilai mata uang dalam negeri
4.
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (NPI). Yang menjadi sorotan dalam NPI adalah
‘Neraca Transaksi Berjalan’ (current account), yaitu merupakan gabungan antara
Neraca Perdagangan (ekspor – impor) dan Neraca Jasa yang mencakup jasa faktor
produksi dan jasa non faktor produksi.
Neraca
Pembayaran dapat DEFISIT jika IMPOR > EKSPOR
Neraca
Pembayaran dapat SURPLUS jika EKSPOR > IMPOR
5.
KURS ( Nilai Tukar Mata Uang ). Seperti halnya inflasi, kestabilan kurs sangat
penting Jika kurs tidak stabil akan mengganggu roda perekonomian negara, hal
ini dikarenakan pelaku ekonomi kesulitan dalam mengambil keputusan ekonominya.
6.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Dapat diartikan suatu keadaan perekonomian yang menunjukkan adanya
kenaikan (pertumbuhan) PDB (Produk Domestik Bruto). Pemerintah berusaha
menciptakan iklim perekonomian yang prospektif untuk memacu pertumbuhan
perekonomian, tetapi banyak masalah yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi
tidak optimal, diantaranya kombinasi produksi yang terbatas. Misalnya ingin
menciptakan swa-sembada beras tetapi tidak didukung dengan produksi komoditas
pengganti beras, akibatnya selalu kekurangan produksi.[4]
2.4. PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN
Peranan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan terutama di
negara-negara berkembang atau dunia ketiga bekas jajahan harus benar-benar
aktif dan positif. Karena pemerintah harus mempunyai sarana utama bagi
rakyatnya terutama yang berkenaan dengan upaya meningkatkan tingkat taraf hidup
atau tingkat kemakmuran rakyatnya.
Dalam zaman yang segalanya serba global, peranan pemerintah untuk
melakukan pembangunan merupakan kunci menuju masyarakat yang lebih makmur. Pada
awal pembangunan, investasi harus dilakukan dibidang-bidang yang dapat
meningkatkan ekonomi eksternal yakni yang mengarah pada penciptaan overhead
social dan ekonomi, seperti tenaga kerja, angkutan, pendidikan, kesehatan dan
lain-lain. Oleh karenanya, ruang lingkup tindakann pemerintah sangat luas dan
menyeluruh. Menurut Arthur Lewis lingkup itu mencakup penyelenggaraan pelayanan
umum, penentuan sikap, pembentukan lembaga-lembaga ekonomi, penentuan
penggunaan sumber daya, penentuan distribusi pendapatan.
Untuk itu perlu adanya perubahan-perubahan dan tindakan-tindakan
dalam hal: perubahan kerangka kelembagaan, perubahan organisasi, over head
sosial ekonomi, pembangunan pertanian, pembangunan industri, dan peningkatan
perdagangan luar negeri.[5]
Tidak ada satu negarapun di dunia ini yang tidak melibatkan peran
pemeritah dalam sistem perekonomiannya. Tidak juga di negara yang menganut
sistem kapitalis yang mengkehendaki peran swasta lebih dominan dalam mengelola
perekonomiannya. Karena tidak ada satupun negara kapitalis di dunia ini yang
menganut sistem kapitalis murni. Menurut Adam Smith, ahli ekonomi kapitalis,
mengemukakan teorinya bahwa dalam perekonomian segala sesuatunya akan berjalan
sendiri-sendiri menyesuaikan diri menuju kepada keseimbangan menurut mekanisme
pasar. Tarik-menarik kekuatan dalam sistem perekonomian itu seperti
dikendalikan oleh “the invisible hand”, sehingga dengan demikian tidak
memerlukan begitu banyak campur tangan pemerintah. Maka menurut Adam Smith
peranan pemerintah hanya meliputi tiga fungsi saja, yaitu:
1.
Memelihara
keamanan dan pertahanan dalam negeri
2.
Menyelenggarakan
peradilan
3.
Menyediakan
barang-barang yang tidak bisa disediakan oleh swasta
Dlam masa sekarang ini, banyaknya perkembangan dan kemajuan akibat
semakin majunya teknologi dan banyaknya penemu-penemu baru serta semakin
terbukanya perekonomian antar negara, menyebabkan begitu banyak kepentingan
yang saling terkait dan berbenturan. Hal ini menyebabkan peran pemerintah
semakin dibutuhkan dalam mengatur jalannya sistem perekonomian, karena tidak
sepenuhnya semua bidang perekonomian itu dapat ditangani oleh swasta. Dengan
demikian dalam sistem perekonomian modern, peranan pemerintah dapat dibagi
dalam tiga bagian, yaitu:
Peranan alokasi
Peranan
distribusi
Peranan
stabilisasi
Peranan Alokasi
Peranan alokasi oleh pemerintah ini sangat dibuthkan terutama dalam
hal penyediaan barang-barang yang tidak dapat disediakan oleh swasta yaitu
barang-barang umum atau disebut jugabarang publik. Karena dalam sistem
perekonomian suatu negara, tidak semua barang dapat disediakan oleh swasta dan
dapat diperoleh melalui sistem pasar. Dalam hal seperti ini maka pemerintah
harus bisa menyediakan apa yang disebut barang publik tadi. Tidak dapat
tersedianya barang-barang publik tersebut melalui sistem pasar disebut dengan
kegagalan pasar. Hal ini dikarenakan manfaat dari barang tersebut tidak dapat
dinikmati hanya oleh yang memiliki sendiri, tapi dapat dimiliki/dinikmati pula
oleh yang lain, dengan kata lain, barang tersebut tidak mempunyai sifat
pengecualian seperti halnya barang swasta. Contohnya seperti udara bersih,
jalan umum, jembatan, dll.
Kegiatan dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi maupun
barang-barang dan atau jasa-jasa untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jadi kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu maupun kebutuhan
masyarakat yang secara efektif tidak dapat dipuaskan oleh mekanisme pasar.
Contohnya dalam kegiatan pendidikan, pertahanan dan keamanan, serta keadilan.
¨ Peranan Distribusi
Peranan distribusi ini merupaka peranan pemerintah sebagai
distribusi pendapatan dan kekayaan. Tidak mudah bagi pemerintah dalam
menjalankan peranan ini, karena distribusi ini berkaitan erat dengan dengan
masalah keadilan. Sedangkan masalah keadilan sudah ini sudah terlalu kompleks,
sebab keadilan ini merupakan satu masalah yang bisa ditinjau dari berbagai
presepsi, bahkan masalah keadilan ini juga tergantung dari pandangan masyarakat
terhadap keadilan itu sendiri, karena keadilan itu merupakan masalah yang
relatif dan dinamis. Kegiatan dalam mengadakan redistribusi pendapatan atau
mentransfer penghasilan ini memberikan koreksi terhadap distribusi penghasilan
yang ada dalam masyarakat.
Pemerintah dapat merubah distribusi pendapatn masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya dengan pajak
progresif, yaitu membebankan pajak yang relatif lebih besar bagi orang kaya
dan rlatif lebih kecil bagi orang misin,
disertai subsidi bagi golongan miskin. Secara tidak langsung, bisa melalui
kebijaksanaan pengeluaran pemerintah, misalnya:pembangunan perumahan tipe
sederhana (RS) dan tipe sangat sederhana (RSS) yang lebih banyak porsinya
dibanding rumah mewah, untuk golongan pendapatn tertentu,
subsidi untuk pupuk petani, dan lain sebagainya.
¨ Peranan Stabilisasi
Kegiatan menstabilisasikan perekonomian yaitu dengan menggabungkan
kebijakan-kebijakan moneter dan kebijakan-kebijakan lain seperti kebijakan
fiskal dan perdagangan untuk meningkatkan atau mengurangi besarnya permintaan
agregat sehingga dapat mempertahankan fullemployment dan menghindari inflasi
maupun deflasi. Peranan tabilisasi pemerintah dibutuhkan jika terjadi gangguan
dalm menstabilkan perekonomian, seperti: terjadi deflasi, inflasi, penurunan
permintaan/penawaran suatu barang, yang nantinya masalah-masalah tersebut akan
mengangkibatkan timbulnya masalah yang lain secara berturut-turut, seperti
pengangguran, stagflasi, dll.
Permasalahannya sekarang ialah bagaimana menyelaraskan seluruh
kebijaksanaan yang akan diterapkan jika terjadi suatu masalah, tanpa
bertentangan dengan kebijaksanaan yang lain dan tanpa menimbulkan masalah baru.
Baik itu kebijaksanaan dalam rangka peranan pemerintah sebagai alat untuk mengalokasikan
sumber-sumber ekonomi agar efisien, distribusi pendapatan agar merata dan adil,
serta stabilitas ekonomi. Demikian juga halnya kebijaksanaan dibidang-bidang
lain. Oleh karenanya dituntut kebijaksanaan yang betul-betul seimbang dari pemerintah demi kesejahteraan
masyarakat.[6]
2.5.
GRAFIK PERTUMBUHAN INDONESIA
Tingkat
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2012
Nilai
Produk Domestik (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012
mencapai Rp2.618,1 triliun, naik Rp153,4 triliun dibandingkan tahun 2011
sebesar Rp2.464,7 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun
2012 naik sebesar Rp819,1 triliun, yaitu Rp7.422,8 triliun pada tahun 2011
menjadi Rp8.2411,9 triliun pada tahun 2012.
TABEL
Nilai PDB Tahun 2011 & 2012
Laju Pertumbuhan PDB Tahun 2012 Menurut Lapangan Usaha
Nilai PDB Tahun 2011 & 2012
Laju Pertumbuhan PDB Tahun 2012 Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha
|
Atas Dasar Harga Berlaku
(Triliun Rupiah) |
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah)
|
Laju Pertumbuhan (Persen)
|
Sumber Pertumbuhan (Persen)
|
||||
2011
|
2012
|
2011
|
2012
|
2012
|
2012
|
|||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
||
1.
|
Pertanian Perkebunan,
Peternakan Kehutanan dan Perikanan
|
1.091,4
|
1.190,4
|
315,0
|
327,6
|
3,97
|
0,51
|
|
2.
|
Pertambangan dan
Penggalian
|
879,5
|
970,6
|
189,8
|
192,6
|
1,49
|
0,11
|
|
3.
|
Industri Pengolahan
|
1.806,1
|
1.972,9
|
633,8
|
670,1
|
5,73
|
1,47
|
|
4.
|
Listrik, Gas dan Air
Bersih
|
56,8
|
65,1
|
18,9
|
20,1
|
6,40
|
0,05
|
|
5.
|
Konstruksi
|
754,4
|
861,0
|
160,0
|
172,0
|
7,50
|
0,49
|
|
6.
|
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
|
1.024,0
|
1.145,6
|
437,2
|
472,6
|
8,11
|
1,44
|
|
7.
|
Pengangkutan dan
Komunikasi
|
491,3
|
549,1
|
241,3
|
265,4
|
9,98
|
0,98
|
|
8.
|
keuangan, Real Estat
dan Jasa Bersih
|
535,2
|
598,5
|
236,2
|
253,0
|
7,15
|
0,69
|
|
9.
|
Jasa-Jasa
|
784,0
|
888,7
|
232,5
|
244,7
|
5,24
|
0,49
|
|
|
PDB
|
7.422,8
|
8.241,9
|
2.464,7
|
2.618,1
|
6,23
|
6,23
|
|
|
PDB Tanpa Migas
|
6.797,9
|
7.604,8
|
2.322,8
|
2.480,9
|
6,81
|
-
|
Perekonomian
Indonesia pada tahun 2012 tumbuh sebesar 2,23 persen dibandingkan tahun 2011,
dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi
terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 9,98 persen,
diikuti oleh sekotr perdagangan, hotel, dan restoran 8,11 persen, sektor
kontruksi 7,50 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 7,15
persen, sektor listrik, gas dan air bersih 6,40 persen, sektor industri
pengolahan 5,73 persen, sektor jasa-jasa 5,24 persen, sektor pertanian 3,97 persen,
dan sektro pertambangan dan penggalian 1,49 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas
pada tahun 2012 mencapai 6,81 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan
PDB
Sektor
industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap total pertumbuhan
PDB, dengan sumber pertumbuhan sebesar 1,47 persen. Selanjutnya diikuti oleh
sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pengankutan dan komunikasi
yang memberikan sumber pertumbuhan masing-masing 1,44 persen dan 0,98 persen.
Faktor
pendukung PDB pada tahun 2012 adalah sektor pengangkutan dan komunikasi karena
mengalami laju pertumbuhan tertinggi mencapai 9,98 persen hampir mendekati 100
persen, hal ini sangat berperan penting dalam perekonomian indonesia saat ini
begitu juga dengan sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi
terbesar pada PDB tahun 2012 yaitu mencapai 1,47 persen.[7]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan dan data-data dalam makalah “Pertunbuhan dan
Pembangunan Ekonomi kita dapat mengetahui perkembangan pertumbuhan dan pembangunan
perekonomian indonesia.
3.2
Kritik dan
saran
Demi terbaiknya makalah ini penulis memerlukan kritik dan saran,
dan mohon ma’af bila ada kesalahan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://almasdi.unri.ac.id/bahan_ajar/Ekonomi_Pembangunan/Pertemuan_3_pertumbuhan%20ekonomi.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
http://mbegedut.blogspot.com/2010/11/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-para.html#.UVeeoxenD-l
http://arhypemerintahan.blogspot.com/2009/06/peranan-pemerintah-dalam-pembangunan.html
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/03/25/peranan-pemerintah-dalam-perekonomian-448992.html
www.BPS.go.id:pdb2012
[1]http://almasdi.unri.ac.id/bahan_ajar/Ekonomi_Pembangunan/Pertemuan_3_pertumbuhan%20ekonomi.pdf
[2]http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
[3]http://mbegedut.blogspot.com/2010/11/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-para.html#.UVeeoxenD-l
[4]http://mbegedut.blogspot.com/2010/11/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-para.html#.UVeeoxenD-l
[5]http://arhypemerintahan.blogspot.com/2009/06/peranan-pemerintah-dalam-pembangunan.html
[6]http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/03/25/peranan-pemerintah-dalam-perekonomian-448992.html
[7]
www.BPS.go.id:pdb2012